Selasa, 19 Oktober 2010

Produk Premium : Mengapa Dibutuhkan


BAB I 
PENDAHULUAN

 1.1  Latar Belakang
            Premium products atau produk premium merupakan produk yang biasanya disebutkan sebagai produk yang hanya dinikmati oleh segelintir orang saja yaitu bagi kalangan menengah ke atas. Namun, mengapa produk premium tersebut dibutuhkan ? Mungkin bagi beberapa orang adalah sesuatu yang bodoh bagi kita untuk membeli sesuatu yang lebih mahal untuk produk yang memiliki manfaat yang sama. Akan tetapi, berdasarkan teori yang ada, dikatakan bahwa new needs emerge as old needs are satisfied dimana mungkin hal tersebut yang menjadikan adanya kebutuhan akan produk premium.
            Mengenai detail dari penjelasan mengapa produk premium dibutuhkan, akan dibahas pada bab berikutnya dan juga disertai bukti seperti penelitian FMI di AS.

1.2  Perumusan Masalah
            Dalam makalah ini akan dibahas mengenai teori yang melandasi kebutuhan manusia dan bagaimana cara pemenuhannya, bagaimana premium products dapat dibutuhkan, dan bukti mengenai bagaimana produk premium dalam persepsi konsumen.

1.3 Tujuan Penulisan
            Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mencari data-data mengenai bagaimana produk premium tersebut di mata konsumen.

1.4 Metode penulisan
            Penulisan kali ini merupakan penulisan yang hanya bersumber pada data-data sekunder yang didapatkan dari buku dan internet.


BAB II
PEMBAHASAN


KEBUTUHAN AKAN PREMIUM PRODUCTS

Karakteristik produk premium
            Premium products atau produk premium adalah produk yang sengaja didesain khusus oleh produsen untuk menangkap segmen pasar menengah ke atas dengan menawarkan keistimewaan yang lebih dari produk lain. Karakteristik dari produk premium biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut:
  1. Memiliki harga yang relatif lebih mahal
  2. Well-branded
  3. Kualitas produk yang lebih baik
  4. Kualitas pelayanan yang lebih baik
Produk premium memberikan keuntungan bagi perusahaan karena biasanya memiliki margin yang lebih besar. Meskipun begitu, jika tidak diimbangi dengan adanya perbaikan kualitas dari produk maka dapat merubah persepsi dari konsumen yang dapat mengarah ke timbulnya ketidakpercayaan konsumen terhadap perusahaan karena produk premium juga mengusung imej perusahaan.
  
Kebutuhan konsumen terhadap premium products
            Seperti yang telah diutarakan di awal, bahwa pemenuhan kebutuhan bagi masing-masing individu adalah berbeda-beda tergantung dari bagaimana proses learning dan cognitive dari individu tersebut. Kebutuhan manusia pada dasarnya sama namun proses learning dan cognitive telah menjadikan manusia sebagai individu-individu yang memiliki goal yang bervariasi.
Kebutuhan konsumen terhadap premium products diawali karena adanya ketidakpuasan terhadap produk yang sudah ada sehingga konsumen menuntut adanya produk yang memiliki kualitas yang lebih baik dan mereka bersedia untuk membayar lebih untuk itu. Kesempatan inilah yang diambil oleh para produsen untuk menyediakan produk premium yang menawarkan kualitas lebih baik dengan harga yang lebih mahal pula.
Alasan lain dari pemakaian produk premium adalah karena adanya persepsi bahwa pemakaian produk premium dapat memberikan prestise bagi penggunanya karena konsumen pada dasarnya juga memiliki ego needs seperti yang dikonsepkan oleh Maslow. Oleh karena itu, pada masa sekarang konsumen terkadang bersedia membayar secara premium karena adanya persepsi bahwa nilai dari produk premium adalah tinggi.


PENINGKATAN LOYALITAS KONSUMEN LEWAT PRODUK PREMIUM

Penelitian FMI
            Salah satu hasil penelitian terhadap persepsi konsumen atas produk premium dilakukan oleh FMI (The Food Marketing Institute) yang berkedudukan di Washington DC, Amerika Serikat. FMI pada tahun 2003 melakukan studi atas kebiasaan konsumen berbelanja produk bermerk swasta (non-pemerintah) dan dari penelitian tersebut dapat diambil manfaat berupa bagaimana kebiasaan belanja orang AS dan termasuk di dalamnya adalah kebiasaan belanja orang Amerika terhadap produk premium. Penelitian ini berjudul “Building Shopper Loyalty With Store Brands” dan dilakukan terhadap 1.145 pelanggan grosir lewat internet dan berbelanja lebih dari 9 toko grosir di AS. Para pelanggan ditanyakan tentang kebiasaan berbelanja, attitude terhadap merk, dan opini terhadap enam kategori produk  sereal , kue-kue, es krim, minuman juice, deterjen pembersih dan kertas toilet.
            Menurut penelitian tersebut, premium shoppers memiliki karakteristik less-price sensitive, dan berbelanja berdasarkan kualitas dan value. Dalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa value-tier shoppers juga menimbulkan loyalitas dari konsumen terhadap produk yang dianggapnya memiliki value. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa premium shoppers sangat concern terhadap value dan mereka juga sangat loyal.


BAB III
KESIMPULAN
           
            Produk premium merupakan produk yang sengaja didesain khusus oleh produsen untuk menangkap segmen pasar menengah ke atas dengan menawarkan keistimewaan yang lebih dari produk lain. Produk ini dapat diterima oleh konsumen karena perceived value yang tinggi terhadap produk ini.
            Produk premium ini tidak hanya diterima dengan baik oleh kalangan menengah atas, tetapi justru dapat meningkatkan loyalitas dari konsumen karena konsumen pengguna produk premium umumnya tidak sensitif dengan harga tetapi mereka lebih mengutamakan kualitas sehingga mereka akan merasa lebih nyaman dan mereka akan bersedia membayar lebih untuk itu.


BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

 Ganzha, Irina. 2000. Diagnosing Marketing Success Four A’s Framework
Schiffman, Leon G. And Kanuk, Leslie Lazar. 2000. Consumer Behavior. Prentice Hall International
www.fmi.org 2003. Building Shopper Loyalty with Store Brands



Tidak ada komentar:

Posting Komentar